Featured Posts

Most selected posts are waiting for you. Check this out

Bermimpi dan Mewujudkan mimpi.

Bermimpi dan Mewujudkan mimpi.


Bermimpi itu tidak mahal namun Mewujudkan mimpi itu mahal. Malam ini tanggal, 27 April 2016. Salah satu mimpi saya adalah menulis yang menghantar saya pada memiliki sebuah “MOBIL” untuk tugas didaktik yang dipercayakan kepada saya. Mengajar bukanlah pekerjaan yang memberi penghasilan menjadi kaya raya. Mengajar adalah panggilan ilahi. Saya sulit dan sangat sulit mewujudkan mimpi ini melalui mengajar. Tetapi ada cara lain yang ingin saya pakai untuk mewujudkan mimpi memiliki mobil yaitu “menulis” dan “mempublikasi”. Rasanya hampir beberapa langkah untuk mewujudkan. Saya berjuang menulis sampai larut malam bahkan subuh. Kiranya TUHANku menolong saya mewujudkannya
Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Metode berati jalan untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran merupakan cara guru mengorganisir pembelajaran dan cara murid belajar . Artinya, metode merupakan suatu alat atau cara yang dipakai untuk mencapai tujuan pengajaran, dan juga metode berati suatu cara untuk mewujudkan strategi yang suag direncanakan. Dlam PAK metode adalah suatu pelayanan, suatu pekerjaan yang aktif, yang kita lakukan bagi Firman Tuhan dan bagi sesama manusia, supaya kedua pihak itu bertemu satu dengan yang lain. Metode hanya senantiasa jalan dan alat saja dan bukan tujuan . Hal ini berati bahwa metode bukan hal yang utama dalam proses pembelajaran PAK untuk mencapai tujuan tetapi di atas semuanya Roh Kudus yan memberi pemahaman bagi eserta didik untuk mengerti mkebenaran firman Tuhan. Di samping itu guru PAK perlu memiliki cara-cara dalam melayani Tuhan, agar firman tuhan yang diajarkan kepada peserta didi dapat dipahami dengan baik. Tuhan Yesus sendiri dalam pengajaran-Nya, menggunakan berbagai metode dalam menyampaokan berita mengenai kerajaan Surga. Homrighausen menyatakan, Soal praktis ini bukan perkara moderen saja, melainkan Tuhan Yesus senddiri juga mempergunakan berbagai metode lam menyampaikan berita-Nya mengenai kerajaan Surga” . Dalam pengajaran-Nya Tuhan Yesus memakai metode bercerita, perumpamaan, metode bertanya, percakapan sehingga menjadi pengajaran yang menarik. Tuhan Yesus mengajar bukan dengan perkataan saja tetapi dengan memperlihatkan apa yang dimaksudkan ketika Tuhan Yesus memeluk anak-anak dan memberkati mereka, hal ini Tuhan Yesus pakai untuk menengur muris-murid-Nya (Mark. 10:13-16). Denga demikian guru PAK sebagai fasilitator sangat penting menggunakan metode karena dapat dalam membantu peserta didik untuk terlibat dan aktif dalam proses pembelajaran sehingga mengalami proses belajar denganbaik. Seorang guru PAK sebagai fasilitator perlu mengathui bahwa tidak ada satu metode yang sempurna dan paling baik, metode memliki kelebihan dan kelemahan. Guru PAK hendaknya mempertimbangkan dan memilih metode yang sesuai dengan apa yang hendak diajarkan.
Upaya Guru Pendidikan Agama Kristen sebagai Fasilitator dalam memanusiakan manusia muda

Upaya Guru Pendidikan Agama Kristen sebagai Fasilitator dalam memanusiakan manusia muda

Seorang guru PAK sebagai fasilitator berperan sangat penting dalam melaksanakan tugas pembelajaran PAK. Guru PAK sebagai fasilitator memiliki uasaha-usaha sebagai berikut: a. Membimbinh peserta didik untuk aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PAK. Dalam melaksanakan tugas mengajar, tugas guru PAK tidak sekedar menyampaikan materi saja melainkan berusaha sungguh-sungguh memimpin peserta didik untuk memahami isi pelajaran PAK. Homrighausen berpendpat bahwa, ” Memimpin muris selangkah demi selangkah kepada pengenalan yang sempurna mengenai peristiwa yang terdapat dalam Alkitab dan pengajaran-pengajaran yang diberikan olehnya” . Artinya, guru PAK membimbing peserta didik untuk mengerti ajaran Alkitab yanga dalah Firman Allah dan pengajaran PAK. b. Menolong peserta didik untuk mengenal Allah di dalam Yesus Kristus sebagai pencipta alam semsta ini (kej. 1:1-31). Guru PAK menolong peserta didik melalui pengajaran firman Tuhan yang tertanam dlam dirinya sebagai ciptaa Tuhan bertumbuh dan dewasa dalam iman Kristen c. Mendorong mesertadidik untuk mentaati Firman Tuhan. Peserta didik diharapkan melakukan dan menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Denganadanya pengajaran PAK, peserts didik perlu didorong untuk hidup taat dan tajut kepada Tuhan dan hidup melakukan kehendak Tuhan. Peserta didik bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri maupun terhadapa orang lain. d. Mendidik peserra didik supaya memiliki akhlak dan pengetahuan yang benar dlam pengenalan kepada Tuhan, berumbuh dewasa di dalam Kristus. Dalam kehiatan pembelajaran merupakan proses pendewasaan dan pengetahuan iman. Setelah peserta didik menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, peserta didik dapat berakar dalam Kristus, dibangun di atas Kristus, supaya iman peserta didik tetap kokoh dalam Kristus (Kol. 2:6-7).
Guru Pendidikan Agama Kristen sebagai fasilitator memanusiakan manusia muda

Guru Pendidikan Agama Kristen sebagai fasilitator memanusiakan manusia muda

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fasilitator berarti. ”Orang yang menyediakan fasilitas; atau penyedia. Dalam konteks guru Pendidikan Agama Kristen sebagai fasilitator memanusiakan manusia muda berarti guru memfasilitasi terjadinya proses memanusiakan manusia muda. Guru memfasilitasi anak dalam konsep belajar mandiri, guru dan sekolah tidak lagi menjadi titik pusat kegiatan, tetapi bersifat sebagai penyedia layanan edukasi yang bermartabat bagi perubahan anak dalam perubahan kemanusiaan muda. Guru PAK sebagai fasilitator menyediakan sumbser belajar, sebagai pendorong, dan pendamping belajar peserta didik. Peranan guru PAK sebagai fasilitator perlu kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam kegiatan penmbelajaran, guru tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran, tetapi melibatkan peserta didik untuk aktif dan kreatif. Guru sebagai fasilitator mengajar dengan demokratis, dimana siswa sebagai subjek belajar tetapi bukan subjek belajar karena guru tidak mengajar dengan otoriter tetapi lebih menganggap peserta didik sebagai teman belajar dan memberi peluang bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan atau potensi yang ada pada mereka sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Baca juga: memfasilitator motivasi meraih sukses Dari uaian di atas, berkaitan dengan pendapat Muchith bahwa, ” Peran guru dalam pembelajaran menurut teori konstruksionisme adalah lebih sebagai fasilitator atau moderator”. Menurut cara pandang teori konstruktivisme (teori dari Piaget) bahwa ”Belajar adalah proses belajar dalam membangun melalui pengalaman dari lapangan” . Dalam hal ini jelas bahwa peran guru bukan menjadi pusat belajar yang selalu ditiru dan dituruti sementara peserta didik cenderung pasif atau diam. Akan tetapi peran guru sebagai fasilitator melibatkan peserta didik untuk aktif melakukan kegiatan dalam proses pembelajaran, sehingga melalui pengalaman langsung peserta didik dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Guru PAK sebagaia fasilitator perlu mengajar dengan penuh kasih, akrab dan menjadi sahabat bagi peserta didik seperti Tuhan Yesus dalam pelayanan0Nya. Ia mengajar muris-Nya dengan penuh kasih dan keaktaban, tidak monoton atau otoriter. Tuhan Yesus menjadi sahabat bagi murid-murid-Nya. Guru yang mengajar dengan otoriter embuat peserta didik takut atau segan terhadap gurusehingga mereka diam atau pasif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensi ketrampilan mereka dengan cara ikut memecahkan masalah atau terlibat dlam menyelesaikan masalah yang dibahas dalam pembelajaran. Dengan dmikian peserta didik cepat mengerti dan memahami materi yang sedang dipelajari. Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian guru PAK sebagai fasilitator merupakan peran yang mengutamakan keterlibatan peserta didik maupun guru. Demikian juga peran guru dalam pembelajaran tidak mendominasi atau monoton dalam penyampaian materi pembelajaran tetapi memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Guru Pendidikan Agama Kristen yang memanusiakan manusia muda

Guru Pendidikan Agama Kristen yang memanusiakan manusia muda

Guru Pendidikan Agama Kristen berada dalam panggilan untuk memanusiakan manusia muda. Oleh karena guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang dewasa yang ikut bertanggungjawab dalam memanusiakan manusia muda maka seorang guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang yang percaya percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Seorang guru Agama Kristen seharusnya adalah seorang Kristen yang sudah menjadi guru dan dipanggil oleh Tuhan untuk melaksanakan pengajaran yang membawa kepada proses memanusiakan manusia muda. Guru Pendidikan Agama Kristen menghadapi peserta didik sebagai manusia ciptaan Tuhan yang segambar dan serupa dengan Tuhan. Memanusiakan manusia muda berarti upaya meneguhkan segambar dan serupa itu yang berlangsung dalam kawalan iman dan perlindungan kasih TUHAN Yesus. Dalam proses memanusiakan manusia muda, seorang guru Pendidikan Agama Kristen memiliki keinkarnasian guru bersama guru-guru yang lain tetapi pada sisi yang lain guru Pendidikan Agama Kristen berbeda dengan guru lain dalam hal panggilan ilahiah. Sebuah panggilan menghantar anak pada kemanusiaan yang bertemu langsung dengan TUHAN dan menghadapkan kepada dunia. Perlu diketahui bahwa suatu pengetahuan agama mungkin saja diajarakan oleh siapa saja asal memiliki pengetahuan, tetapi dalam Pendidikan Agama Kristen adalah seorang yang memiliki iman Kristeni yang matang dan dewasa. Jadi, seorang guru bertindak dalam kapasitas sebagai orang dewasa yang memanusiakan manusia muda menjadi manusia yang menghargai dan mengembangkan kemanusiaan sebagai bagian dari kesadaran sebagai makluk ciptaan TUHAN yang segambar dan serupa.

Alat Pemanas

Manusia harus dimanusiakan dalam lingkungannya. Kemampuan membuat alat pemanas merupakan salah satu upaya memanusiakan manusia dalam kem...